SEJARAH PURA PUCAK WATU GENI
Sejarah Pura Pucak Watu geni
Bali
memang unik dan menarik untuk di bahas, dengan semua keindahan alam serta
hal-hal mistisnya pun sangat menakjubkan. Banyak hal yang dapat kita pelajari
dari kehidupan ini seperti halnya keunikan pulau Bali yang penuh dengan
keberagaman ini. Ada satu hal yang membuat saya tertarik yakni kata 'Melukat',
ya memang dewasa ini banyak orang beragama hindu di Bali yang ingin melukat
dengan tujuan memohon keselamatan, pembersihan diri dari hal negatif, bahkan
tak jarang orang yang bisa sembuh dari penyakin dengan melukat. Semua itu
kembali kepada kepercayaan kita masing-masing. Di Bali pun sudah banyak
tempat-tempat suci yang memiliki mata air suci yang dijadikan sebagai tempat
melukat. Salah satunya berada di Pura Pucak Watu Geni.
Keberadaan
pura Pucak Watu Geni memang belum tersebar luas di telinga orang-orang sebagai
tempat penglukatan bahkan lokasinya pun hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
Pura Pucak Watu Geni bertempat di jln. Nuansa Indah, Bulu Indah, Gatsu Barat,
Denpasar. Sejarah pura Pucak Watu Geni berawal pada leluhur jro mangku
pengamong (penjaga) pura tersebut memangkas hutan atau membuka lahan agar bisa
membuat lahat untuk bercocok tanam. Ketika bliau capek istirahatlah bliau di
sebuah batu besar dan ketika tersadarkan leluhur jro mangku tersebut melihat
api di atas batu yang di jadikan tempat istirahat tersebut. Kejadian tersebut
berulang-ulang hingga 3x lalu bliau mengucap janji jika bliau mendapat rejeki
bisa membuka lahan pertanian dan hidup makmur maka akan dibuatkan pelinggih di
batu besar tersebut. Namun leluhur bliau lupa akan janjinya hingga akhirnya
bliau meninggal. Setelah berselang lama tidak juga di buatkan pelinggih barulah
saat jero mangku yang saat ini menjaga pura Pucak Watu Geni ini membuat
pelinggih di batu besar tersebut dan bersedia ngayah disana (tutur jro mangku
istri Nyoman Simpen).
Jro
Mangku istri Nyoman Simpen juga menuturkan di depan batu besar tersebut
terdapat mata air yang tak pernah habis walau sering digunakan sebagai sarana
penglukatan. Pelinggih-pelinggih yang ada pada pura Pucak Watu Geni yakni di
Utamaning Mandala yakni pelinggih pangayengan ratu Gede Dalem Nusa, gedong
pengayengan Ratu Bhatari Lingsir Pucak Mundi, Gedong panyimpenan, Palinggih
ring tirta pengayengan Bhatara Giri Putri. Di Madianing Mandala terdapat
palinggih Ratu Ayu Mas Melanting, palinggih Ratu Manik Galih, palinggih Dewi
Kwan Im, serta palinggih Ratu Niang Sakti.
Setelah dibangunnya
palinggih-palinggih tersebut, entah darimana mendapatkan informasi banyaklah
orang yang datang untuk sembahyang di pura Pucak Watu Geni bahkan ada yang dari
luar Denpasar seperti buleleng, Badung, gianyar maupun lainnya. Bahkan ada yang
datang dengan tujuan untuk meminta obat agar bisa sembuh dari penyakit ada juga
yang ingin melukat. Dulu semasa jro mangku lanang (alm.) menjadi pemangku
penglukatan bisa dilakukan pada rahina purnama ataupun tilem serta saat
saraswati dan banyu pinaruh. Namun karena jro mangku lanang sudah almarhum, jro
mangku istri hanya melaksanakan penglukatan pada rahina saraswati dan banyu
pinaruh saja tepatnya pada malam saraswati jam 12.00 malam menjelang banyu
pinaruh.
Sarana yang perlu di bawa saat ingin
melakukan penglukatan yakni bunga dengan 11 warna, bungkak nyuh gading, serta
pejati, jika tidak ada rahinan pemedek dimohon membawa 2 pejati. Demikian
informasi mengenai pura Pucak Watu Geni, semoga bermanfaat dan jika ada
kesalahan dalam informasi maupun tulisan, penulis meminta maaf
sebesar-besarnya. Mari mengisi diri dengan berbagi ilmu, jika teman-teman
mengetahui tempat-tempat menarik lainnya bisa di tulis di kolom komentar.
Trimakasih
Comments
Post a Comment