NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA BHAGAWAN DOMYA
Nilai-nilai
Karakter yang terkandung dalam Adi Parwa Bhagawan domya
Nilai
tanggungjawab :
Tan
wring deya nira i wekasan tinambakaken ta wak nireng we manglendö,
Tan
molah irikang rahina wengi katon tawak nira ngkaneng sawah de sang guru,
Artinya :
Ketika penghalang yang
dibuat tetap tidak bisa menahan air, akhirnya digunakanlah dirinya sendiri
untuk menahan laju air,
Dengan kegigihan sang
Utamanyu sampai malampun tetap menahan arus air, dan dilihatlah sang Utamanyu
oleh gurunya,
Kutipan diatas
menunjukkan rasa tanggungjawab yang begitu tinggi yang dilakukan sang Utamanyu
kepada sang guru. Iya rela menggunakan dirinya sendiri sebagai penghalang air
agar sawah yang di berikan oleh gurunya tidak tergenang air lagi. Dalam ajaran
agama hindu kita mengenal adanya 3 hutang yang sudah kita bawa sejak lahir dan
harus kita bayar/tuntaskan yang disebut dengan Tri Rna. Tiga hutang tersebut
yakni hutang kepada tuhan yang maha esa yang disebut dengan Dewa Rna, hutang
kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita yakni disebut
dengan Pitra Rna, dan yang berkaitan dengan kutipan di atas yakni Rsi Rna,yakni
hutang kepada maha rsi, guru dan pendeta karena telah membimbing dan memberikan
ilmu pengetahuannya, kita senantiasa berbakti kepada guru kita karena telah
memberikan segala pengetahuan yang mereka miliki demi kebaikan muridnya. Hutang
yang kita miliki senantiasa dapat kita balas jasa-jasa beliau dengan berbakti
dan bertanggungjawab atas segala yang diperintahkannya. Dalam kehidupan saat
ini implementasi rasa tanggungjawab bisa kita lihat dengan hal yang paling
sederhana yakni dalam mengerjakan tugas harian atau PR yang diberikan oleh
guru. Dengan membuat PR tersebut kita sudah bertanggungjawab atas apa yang
diperintahkan oleh guru yang tentunya memiliki tujuan yang mulia.
Menghargai
prestasi :
Anakku
sang Arunika atyanta ring dharaka pawungwa ta anakku sang Uddhalaka ngaranta
ring we,
Apan
mananbakaken awakta ring we naka nimitta baktinta ring guru,
Kita
nemwa suka,
Siddhi
mantra wak bajra kita.
Artinya :
Dewa sang Arunika,
sangatlah terpuji perbuatanmu, bangunlah engkau anakku namamu sekarang sang
Uddhalaka,
Engkau menggunakan
tubuhmu sebagai penghalang air karena baktimu kepada guru,
Kebahagiaanlah yang
akan engkau peroleh,
Engkau akan ku anugrahi
kepandaian dalam mengucapkan mantra dan pandai menggunakan bajra.
Dalam kutipan diatas seorang
guru sangat mengapresiasi muridnya yang sangat teguh dalam menjalankan tugas.
Dengan hal itu Bhagawan domya memberikan suatu anugrah karena ketaatan sang
Arunika kepada perintah sang guru. Sikap Bhagawan Domya yakni menghargai
prestasi yang sudah dilakukan oleh sang Arunika dalam menjalankan tugasnya.
Menghargai suatu prestasi sangatlah penting dilakukan oleh seorang guru agar
siswanya lebih giat lagi dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh guru.
Pemberian suatu penghargaan akan membuat orang akan lebih termotivasi untuk
lebih giat dan lebih berkreatifitas dalam melakukan hal apapun. Seperti pada
siswa yang telah mendapat rapot hasil belajar per semester guru akan memberikan
renking dengan demikian siswa akan lebih tertantang lagi jika ranking yg mereka
dapatkan masih sepuluh besar agar bisa menjadi lima besar pada semester
berikutnya.
Baca juga :
Baca juga :
Jujur
:
Mwah
ta sira tina nyan de acarya guru ri ahara nira,
Majar
ta sira yan pangdilatiwereh ning watsan tumibeng tanah pinaka hara nira.
Artinya :
Ditanyalah sang
Utamanyu apa yang engkau makan ketika menggembala lembu/sapi,
Dijawablah oleh sang
Utamanyu bahwa yang menjadi makanannya yakni sisa susu dari anak lembu yang
jatuh ke tanah.
Dalam kutipan diatas
menekankan pada kejujuran seorang Utamanyu yang tak tahan akan rasa laparnya
sehingga iya memakan busa/didih dari sisa susu yang dimakan anak lembu.
Kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan ini tanpa adanya kejujuran tentunya
akan menimbulkan rasa tidak aman dalam bermasyarakat. Kejujuran haruslah
diajarkan sejak dini agar seseorang terbiasa dalam hal yang positif ini. Banyak
pejabat yang korupsi yang memakan uang rakyat, hal itu merupakan prilaku yang
kurang jujur dalam pengelolaan anggaran yang seharusnya diberikan kepada rakyat
namun digunakan secara seenaknya.
Peduli
sosial :
Saka
ri karunya Bhagawan Dhomya,
Wineh
ta ya sang Utamanyu mantra Açwina Dewa bhisakuccaranakna nira matang yan marya
wuta.
Artinya :
Saking sayangnya ida
Bhagawan Dhomya,
Diberkatilah sang
Utamanyu mantra Açwina Dewa agar diucapkan oleh beliau agar matanya yang buta
bisa kembali normal seperti semula.
Dalam kutipan diatas
menunjukkan bahwa Bhagawan Dhomya sangatlah perduli terhadap siapapun termasuk
kepada muridnya. Sikap peduli sosial sangat penting diajarkan kepada anak-anak
generasi muda agar saling membantu jika ada yang sedang mengalami kesusahan.
Diindonesia sangat kental budaya gotong-royong namun dengan kemajuan teknologi
menyebabkan menurunnya sikap peduli terhadap sosial. Dengan majunya teknologi
mengakibatkan rendahnya komunikasi secara langsung dan lebih mementingkan asik
pada dunia maya sehingga orang jaman sekarang cenderung mengabaikan lingkungan
sekitarnya. Sikap peduli sosial harus diajarkan sejak lahir kepada anak kita,
manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Bisa kita lakukan dari hal yang paling kecil yakni membantu orang
tua itu sudah mencerminkan kita peduli terhadap orang tua. Jika itu sudah
diajarkan dari kecil maka anak akan selalu mengingat dan
mengimplementasikannya.
Comments
Post a Comment