MAKNA HARI RAYA GALUNGAN PADA ERA MILENIAL
Galungan Era Milenial
Hari raya Galungan merupakan hari
raya suci bagi umat hindu khususnya di Bali yang jatuh pada buda kliwon wuku Dunggulan.
Hari raya Galungan dikaitkan dengan kemenangan dharma melawan adharma serta
turunnya sang kala tiga yakni Sang Bhuta Galungan, Sang Bhuta Dunggulan, dan
Sang Bhuta Amangkurat. Di era milenial ini apakah kita masih harus berperang? apakah
kita sudah merasakan kemenangan? tentunya kita harus tetap berperang namun
siapa yang harus kita lawan? sudah barang tentu yang kita lawan bukan musuh
secara fisik namun musuh yang ada dalam diri kita sendiri yang disebut Sad Ripu.
Baca juga :
Sad Ripu berasal dari bahasa jawa
kuna, Sad berarti 6 sedangkan Ripu berarti musuh. Sad Ripu dapat diartikan 6
energi negatif ataupun musuh yang bersemayam dalam diri manusia. Adapun bagian
dari Sad Ripu yakni Kama atau keinginan, Lobha atau kerakusan, Krodha atau
kemarahan, Madha atau kemabukan, Moha atau kebingungan, dan Matsarya atau iri
hati. Kaitannya hari raya suci Galungan dengan Sad Ripu yakni kita senantiasa
menetralisir 6 musuh dalam diri kita agar kita selalu berbuat baik atau dharma
itu sendiri. Hari Raya Galungan merupakan kemenangan bagi umat hindu sudah
barang tentu kemenangan itu tidak hanya dalam wujud nyata dengan perayaan saja
namun juga jauh dari hal itu kemenangan yang utama yakni pengendalian diri itu
sendiri.
Di
era milenial yang serba cepat dan canggih ini kita seharusnya mengendalikan
rasa keinginan atau yang disebut Kama yang terlalu mengutamakan keegoan maupun keambisiusan.
Seperti yang terjadi di masyarakat setiap perayaan hari raya Galungan semua
membuat penjor dengan kreasi serta inovasi yang beragam. Tidak main-main penghabisan
dana untuk membuat penjor pun bisa mencapai jutaan rupiah. Karena rasa
keinginan ataupun keegoisan yang tinggi, karena gengsi dengan tetangga yang
membuat penjor menghabiskan dana jutaan rupiah kita ikut-ikutan namun kondisi
ekonomi tidak mencukupi. Sangat bertolak belakang dengan makna hari raya
Galungan itu sendiri yang berarti kemenangan. Kita seharusnya menyadari dan
melakukan pengendalian diri, walaupun membuat penjor sederhana namun jika
dibuat secara tulus iklas maka akan lebih bijak dan bermakna apa yang kita
persembahkan dengan rasa syukur.
Lobha
merupakan sifat kerakusan dalam diri. Dalam perayaan hari suci Galungan kita
senantiasa mengendalikan rasa rakus tidak hanya rakus dalam hal makanan, kita
juga harus mengendalikan atau menetralisir rasa rakus dalam hal selalu ingin
berlebihan seperti misalnya rakus harta benda, rakus jabatan, ataupun yang
lainnya. Begitu pula krodha atau kemarahan yang selalu menjadi musuh yang utama
dalam pengendalian diri. Apalagi ketika ibu-ibu yang sedang sibuk menyiapkan
bebantenan saat menyambut hari raya suci Galungan harusnya dikerjakan dengan
penuh suka citta tidak sebaliknya malah marah-marah saat menyambut hari
kemenangan dharma.
Madha merupakan sifat mabuk. Seperti
yang dapat kita lihat di era milenial ini banyak anak muda yang merayakan hari
suci Galungan dengan bermabuk-mabukan serta menyalakan sound sistem memutar
musik dengan volume yang tinggi. Sifat mabuk ini hendaknya dikendalikan ataupun
dinetralisir dengan berbuat hal-hal positif yang lebih bermanfaat tentunya. Moha
marupakan sifat kebingungan, kita sebagai umat hindu setidaknya harus
mengetahui mana yang benar dan mana yang keliru dalam membuat penjor,
bebantenan maupun sarana prasarana upacara agama dalam menyambut hari suci
Galungan ini. Matsarya merupakan sifat iri hati dan dengki yang berasal dari
dalam diri kita sendiri. Dijaman kali yuga ini banyak kita lihat khususnya di
Bali saling iri dengan saudara sendiri bahkan hingga saling berebut warisan,
sifat iri hati ini sangatlah penting untuk di netralisir apalagi sampai
menimbulkan kericuhan. Sebaiknya kita senantiasa selalu berserah diri kepada
tuhan yang maha esa dan selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan kepada
kita sehingga hari raya Galungan akan lebih terasa bermakna jika kita rukun
dalam keluarga.
Selamat hari raya suci Galungan
semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya. Kemenangan bagi umat hindu
seluruh Dunia dan semoga damai dalam hati, damai dalam diri, dan damai dengan
alam semesta.



Comments
Post a Comment